Pages

Ads 468x60px

Labels

Sabtu, 30 Juli 2011

Remember this? Penugasan MPA tahun 2009. Sekarang, gw udah semester 5. Udah tua !

PERAN GURU PEMBIMBING BAGI SISWA
Peran adalah tingkah laku yang dipentaskan individu berkenaan dengan kedudukan atau statusnya. Peranan merupakan aspek dinamis dari status. Jika seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia telah menjalankan peranannya.
Pengertian keberhasilan pada konteks tulisan ini diukur dengan angka yang diperoleh siswa pada setiap mata pelajaran yang tercantum di raport siswa, atau sekurang-kurangnya angka yang diperoleh siswa dari evaluasi/ulangan dan ujian. Kurang dari angka 6 (enam) tidak berhasil, antara 6 – 7,9 mendapat predikat penilaian cukup, dan 8 (delapan) ke atas baik atau berhasil. Angka 6 (enam) pada umumnya diletakkan sebagai ”batas” atau ukuran berhasil dan tidak berhasil.
Gagal dipahami sebagai tidak berhasilnya siswa mencapai angka/nilai minimal yang menggambarkan pencapaian kompetensi tertentu sebagai standar untuk naik kelas atau lulus. (polldaddy poll=1743372)
Siswa adalah peserta didik/subyek didik pada sekolah formal pada jenjang tertentu, misalnya SD, SMP, SMU dll.
Secara gampangnya tulisan ini hendak mendeskripsikan seberapa besar peran seorang guru dalam ikut andil mempengaruhi siswa mencapai keberhasilannya. Berhasil dan gagal (terbatas) diukur dari nilai angka siswa pada rapor, yang menentukan naik/lulus tidaknya siswa itu. Besaran peran guru dimaksud dicoba untuk dikwantifikasi (diangkakan secara numerik statistik) meski sangat sulit mencapai tingkat generalisasi konklusi yang presisi bulat utuh dan dapat dianggap mewakili peran guru.
Dalam peng-angkaan untuk mencapai besaran prosentase peran guru, diandaikan bahwa setiap guru telah menjalankan semua peranannya. Semua komponen yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam keberhasilan siswa, seperti orangtua siswa/rumah tangga, mastarakat lingkungan, juga menjalankan perannya dengan baik. Alokasi waktu yang menjadi domain masing-masing dikwantifikasi.
PERANAN GURU
Dalam bukunya BURUNG BERKICAU Anthony de Mello menulis pengandaian sebagai berikut:
Seorang murid mengeluh kepada Gurunya
’Bapak menuturkan banyak cerita, Tetapi tidak pernah
Menerangkan maknanya kepada kami’
Jawab sang Guru:
’Bagaimana pendapatmu, Nak,
Andaikan seorang menawarkan
Buah kepadamu, namun

Mengunyahkannya dahulu
Bagimu?’
Dari perumpamaan de Mello dipahami bahwa peran seorang guru bukanlah penentu dan ada batas-batasnya. Batas itu dibahasakan sebagai peran menawarkan buah (baca=menyampaikan, menerangkan/menjelaskan materi ajar yang tentunya dengan berbagai methode dan media), namun tetaplah murid yang ”mengunyahnya” (subyek belajar). Pada teori belajar modern yang memberikan banyak peran pada siswa sebagai subyek belajar secara lebih luas, maka guru memposisikan dirinya sebagai fasilitator. Guru memfasilitasi kebutuhan belajar muridnya.


Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak.
Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkah laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.
Peran guru sebagai model atau menjadi contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial tingkah laku sosial anak. Kurikulum harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya, mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan untuk mengembangkan kemampuannya lebih lanjut.
Peran guru sebagai pelajar (learner). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan yang baru yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang guru diharapkan dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan insidental.

Komentar dari artikel ini :
Menurut saya artikel ini sangat jelas sekali menjelaskan tentang peran guru pembimbing siswa. Menjadi seorang guru bukan hanya sebatas profesi yang di jalankan begitu saja, lalu menerima bayaran dari Negara. Tugas seorang guru lebih dari itu, yaitu sebagai seorang pendidik pastinya, seorang guru bukan hanya berperan sebagai sosok pentransfer ilmu pengetahuan, bukan hanya mengajar dan membuka cakrawala siswa tentang semesta ilmu. Namun juga bagaimana mengarahkan siswa untuk menjadi sosok yang berkepribadian yang baik, mampu mempertanggungjawabkan ilmu-ilmu yang dia dapatkan untuk kebaikan. Dan hal itu bisa tercipta bila ia memiliki seorang guru yang mau mendidiknya, mengarahkannya, layaknya seorang Ayah kepada anaknya, layaknya seorang Ibu kepada putrinya. Kemudian, guru juga berperan sebagai role mode dari murid-mridnya. Segala tingkah laku guru akan di tiru oleh muridnya, maka sudah selayaknya bila kita mencontohkan hal-hal menerapkan nilai-nilai tersebut di kehidupan kita pula. Peran guru sebagai pembimbing, jelas sekali bahwa seorang guru bertanggungjawab atas akhlak dan perilaku muridnya, khususnya ketika di lingkungan sekolah, bahkan di rumah. Namun tak jarang kita dapati, adakalanya guru pembimbing di sekolah justru berubah menjadi seorang guru penghukum. Setiap ada masalah penyimpangan perilaku pada murid, maka di langsung saja melimpahkan kesalahan pada muridnya, dan mengabaikan aspek-aspek penting lainnya, seperti :
• Sisi psikologis siswa yang terkena masalah.
• Kelanjutan masalah yang ada, karena suatu masalah tak akan selesai dengan kemarahan, apalagi kekerasan.
• Nilai moral seorang guru, jika seorang guru pembimbing melakukan hal ini berulang-ulang maka jangan di salahkan jika para siswa memberikan pelabelan yang negative terhadap guru pembimbing, misalnya : guru penghukum, guru killer atau lain sebagainya.
Terakhir mengenai peran guru sebagai komunikator, seorang guru apalagi guru pembimbing
harus bisa berkomunikasi dengan baik pada para murid, orangtua ataupun sesama guru yang lainnya, harus belajar mengatasi masalah dengan melakukan berbagai pendekatan persuasive terlebih terhadap siswa yang sedang bermasalah Sekian pendapat dari saya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar