Pages

Ads 468x60px

Labels

Sabtu, 30 Juli 2011

Bersukur (cerita anak)

Di ceritakan di sebuah hutan yang lebat hiduplah seekor burung gagak yang kulitnya hitam pekat bernama Gagas. Di hutan itu gagas tinggal bersama kelompok gagak hitam lainnya, namun ia lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain bersama para merpati putih yang indah dan cantik bulunya serta merdu suaranya. Suatu hari saat gagas tengah asik bermain bersama para merpati, ia merenungi keadaan dirinya yang berbeda dengan para merpati tersebut. Ia bergumam dalam hatinya mengapa ia tak secantik para merpati, mengapa bulu di sekujur tubuhnya berwarna hitam pekat, ia merasa sebagai hewan paling buruk rupa di hutan itu.

Beberapa hari kemudian Gagas masih terlihat murung, ia malas keluar sarang dan tak mau lagi bermain bersama para merpati, ia malu mempunyai bulu yang tak secantik merpati, ia sedih karena para hewan jantan tak pernah ada yang memperhatikannya. Gagas terpuruk dalam kesedihannya sendiri, banyak waktu yang ia habiskan untuk menyendiri sampai para keluarga gagak mulai mengkhawatirkan keadaannya. Gagas merasa bahwa ia tak punya guna sama sekali, sudah hitam, suaraku jelek lagi, ah, apa gunanya aku hidup. Tuhan, kenapa aku diciptakan menjadi seekor gagak? Mengapa tak Kau jadikan aku seperti merpati yang cantik?.

Gagas terus saja menyalahkan dirinya sendiri dan mulai menggugat takdir Tuhan atasnya, astagfirulloh gagas.
Suatu malam, Pak Gekgek, ayah Gagas mengajaknya mencari makanan kesekitar hutan. Mereka hendak mengumpulkan makanan untuk musim dingin yang sebentar lagi akan tiba. Setelah tiba didalam hutan maka Gagas dan Ayah Gekgek pun bergegas mengumpulkan berbagai makanan yang mereka temui disana. Ada buah-buahan, kacang kenari, dan banyak lagi yang lain. Dalam perjalanan pulang menuju sarang, tiba-tiba mereka di kejutkan oleh teriakan keluarga merpati yang ternyata sarang mereka di ranting bawah pohon ceri tengah diobrak-abrik oleh rombongan Tupai pencuri. Sontak Gagas dan Ayah Gekgek yang tengah terbang menembus kegelapan malam menjadi terkejut melihat kejadian tersebut, sejenak mereka berdua terdian ketakutan dan mulai beringsut ke semak perdu untuk bersembunyi. Tiba-tiba terlintas sebuah ide di kepala gagas untuk dapat mengusir para Tupai pencuri tersebut, Gagas berteriak sangat kencang sampai mengagetkan kawanan Tupai pencuri yang kemudian lari terbirit-birit kesarangnya.
Para Tupai pun ketakutan mendengar teriakan Gagas, namun mereka tidak dapat mengetahi darimana sumber teriakan barusan. Mereka menyangka bahwa yang berteriak tadi adalah setan.

Lalu kemanakah Gagas? Ternyata gelap malam mampu menyamarkan keberadaannya yang berbulu hitam pekat, sehingga ia mampu berteriak kencang dan mengagetkan pencuri tanpa diketahui oleh mereka.
Pada akhirnya keluarga merpati pun selamat dari gangguan kawanan Tupai pencuri. Keluarga merpati sangat berterimakasih kepada Gagas dan Ayah Gekgek yang telah membantu mengusir Tupai pencuri dari sarang mereka. Sejak saat itulah Gagas jadi tahu alasan mengapa Tuhan memberikannya bulu yang hitam pekat, mengapa Tuhan membuat suaranya parau dan tak semerdu merpati...

***

Seringkali kita merasa iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain dan lupa bahwa kita sendiri memiliki kelebihan yang luar biasa. Kita kadang.menjadi terlalu fokus untuk membanding-bandingkan kekurangan yang kta miliki dengan kelebihan yang dimiliki orang lain. Pernah kita merenungi bahwa setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang pada intinya adalah bagaiman cara merubah suatu kekurangan menjadi suatu kelebihan. Bagaimana caranya agar kita bisa lebih mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar