Pages

Ads 468x60px

Labels

Sabtu, 28 Agustus 2010

penantianmu, keakuanku

2007-2010

Waktu merambat cepat, tapi isyarat hatimu tak pernah berubah
Semuanya selalu coba kau simpan dengan rapat walau aku selalu bisa membacanya
Mengapa bertahan?
Hanya untuk wanita yang pernah menggurati nadimu
Ayolah, sekarang coba katakan
Satu kata saja, aku akan mengiyakan dan kan katakan
Ya, kita coba lagi...


***
Malam ini kita dipertemukan lagi, dan semuanya masih sama.
Kamu masih yang dulu, rasanya pun masih sama.
Walau aku tak cukup mampu untuk sekedar mensenyumimu. Ah, masih saja aku merasa bersalah.
Empat tahun berlalu dan rasanya ingin membalas semuanya lebih dari itu.
Jika boleh aku mencelamu, maka aku ingin bilang kalau kamu bodoh-dan kamu boleh bilang aku dungu, kolaborasi yang unik kan? haha.
Kamu memang bodoh, membiarkanku yang katanya kau cintai pergi dengan orang yang kau panggil sahabat. Padahal waktu itu aku juga belum terlalu menyukainya, dasar bodoh!
Dan aku juga selalu terlambat membaca siapa yang memang tepat untuk ku cintai. Ah, cinta mungkin terlalu dini jika waktu itu kita menyebutnya cinta. Bayangkan, waktu itu aku bahkan masih berseragam putih biru. Hadeuhhhh.
Lalu, dia yang katanya sahabatmu itu ternyata menyakitiku dan aku juga sakit, tapi hey kenapa kau tetap tak bergeming?

***
Aku kira semuanya telah berakhir, tapi ternyata semuanya memang selesai tanpa pernah kita mulai. Woi, ini kan zaman emansipasi kenapa tak aku duluan yang mulai?
Ah, aku terlalu merasa bersalah untuk itu.
Sampailah kita dimalam ini, dimana kebekuan masih mendominasi pertemuan kita yang tak disengaja.
Tahukah, aku sekarang sudah lebih ahli membaca matamu, rasamu, dan segala harap tentang aku, hey, aku bisa tahu!
Terimakasih telah menjaga hatiku dihatimu, hehe
Terimakasih untuk tetap menjaga semuanya, semua yang tak pernah kita mulai dan ternyata sulit kita mulai. Walau aku tak tahu dimana letak sulitnya.
Tapi, ya sudahlah..
Terimakasih telah membuatku merasa sangat special dan sangat menyesal.
Hm, jika kisah ini awalnya lain, akankah akhirnya seperti ini?
Aku sih berkhayal kita telah membuat beberapa bab tentang cinta, hehe
Ah, sudahlah waktu itu kita masih kecil kan?

***
Cinta yang tak pernah jadi nyata itu benar-benar ada, dan aku pernah menjadi pemerannya. Jadi sosok yang dicintai tapi tak pernah mau mencintai. Jahatnya jadi aku,ya..

Bab cinta selesai nampaknya, bolehkah aku mengulangnya?
sekarang perannya dibalik, aku yang mencintai dan kau kucintai.
Indah nampaknya..

Tapi, bukankah kau masih yang dulu?

Asyik, mari kita saling mencinta..
Tapi di keheningan saja ya, habis kamu masih cupu tak mau mengaku.


_kamar gelap mati lampu, malam beku ditemani secangkir bintang Nyai sinrid 28.8.10_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar